Senin, 04 Januari 2010

FENOMENA TOLERANSI BERAGAMA



Toleransi beragama sekarang sudah dianggap sebagai kalimat yang tidak lagi dipandang penting. Lihat saja sekarang, banyak orang terutama kalangan public figure yang mengatasnamakan toleransi beragama untuk menghalalkan mereka menikah beda agama. Belum lagi, perayaan natal yang juga dilakukan oleh sebagian umat islam yang tidak mengetahui secara mendalam tentang agama. Hal ini tentu saja membuat masyarakat menganggap bahwa toleransi beragama tersebut adalah seperti yang dilakukan oleh mereka.
Apa sih sebenarnya toleransi beragama itu ?
Toleransi kalau menurutku yang kurang mendalami Pendidikan Kewarnegaran adalah sebuah sikap yang memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan apa yang diinginkannya. Dalam konteks agama, maka pengertiannya adalah memberikan kesempatan kepada pemeluk agama lain untuk melakukan ibadah sesuai dengan apa yang diyakininya.
Lalu, apakah toleransi beragama ada di dalam hukum islam ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, saya akan memaparkan beberapa hikmah hukum islam yang ditetapkan oleh Allah SWT, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagi orang kafir yang berada atau tinggal di negeri islam diperintahkan untuk membayar pajak sebagai jaminan keamanan dari pemerintah yang berkuasa.
2. Siapapun tidak boleh memaksakan kepada orang lain untuk memeluk agama islam terutama para penguasa.
3. Pada zaman Nabi Muhammmad SAW, beliau tidak akan memulai peperangan terhadap sebuah kaum sebelum mengutus orang untuk memberikan tawaran memasuki agama islam. Jika mereka enggan, maka beliau memberikan dispensasi dengan cara membayar pajak (dalam Bahasa Arab disebut Jizyah ) sebagaimana yang telah ditetapkan oleh syariat islam. Jika mereka masih tidak mau menerima keduanya, maka Rasulullah SAW mengumumkan untuk melakukan persiapan perang.
Apakah toleransi beragama yang sekarang berhembus kencang tersebut dapat dibenarkan?
Masalah ini sebenarnya sudah sangat jelas bagi umat islam untuk mengambil kesimpulan terutama bagi mereka yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang agama. Toleransi memang diperbolehkan di dalam agama islam, namun bukan berarti diperbolehkan mengikuti apa saja yang mereka lakukan baik berupa merayakan hari istimewa mereka bahkan samapi memeluk agama lain.
Dalam sebuah perkataan yang saya tidak begitu mengetahui dengan jelas asal-usulnya, namun kemungkinan besar adalah Hadits (perkataan Nabi Muhammad SAW) yang berbunyi :
“Barangsiapa yang membuat dirinya menyerupai dengan suatu kaum, maka ia pun termasuk dalam golongan kaum tersebut”
Menyerupakan diri dalam konteks ini jangan dipandang terlalu luas. Maksud perkataan di atas adalah sesorang yang membuat dirinya mempunyai akidah atau keyakinan yang sama dengan kaum tersebut, bukan berarti tidak boleh memakai apa yang dipakai oleh mereka, tetapi dengan catatan selama tidak melanggar garis hukum islam.
Oleh karena itu, sudah sepastasnya kita yang menganut agama islam yang lurus untuk selalu megikuti apa yang telah ditetapkan oleh syariat islam. Bukan hanya aturan beribadah, tetapi kita juga harus mengambil sikap dalam mengikuti aturan dalam hidup bermasyarakat yag baik.
Semoga kita selalu mendapat lindungan dari Yang Maha Kuasa dan senantiasa berada di bawah naungan rahmat-Nya hingga Hari Kiamat. Amie.
Azmie
Penjara Suci, Zaid bin Tsabit
4 Januari 2010, 01:02 PM

2 komentar:

  1. seharusnya situ ikutan HTI aja,,,,

    MEREKA MEMBUTUHKAN ANDA!!!

    BalasHapus
  2. http://qorimenulis.blogspot.com , visit ya..

    BalasHapus

Label